Pingin Tahu Manfaat Kulit dan Biji Buah Salak?, Begini Khasiatnya untuk Penderita Diabetes

Elvi Prasetyo Damayanti, pelaku UMKM warga Jalan Teluk Pelabuhan Ratu 72b, Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, sedang melayani pembeli di Malang Creative Center (MCC) Malang, Senin (29/4). Foto: Malangdata/Bagus Suryo

Pelaku UMKM di Kota Malang, Jawa Timur, memproduksi bubuk untuk bahan minuman seduh yang menyehatkan tubuh berbahan kulit dan biji buah salak. Pelanggan produk ini kebanyakan penderita diabetes, asam urat sampai jantung.

"Animo masyarakat melihat produk ini unik. Mereka yang menderita hipertensi, asam urat dan jantung, belinya kopi dan teh. Awalnya memang coba-coba, selanjutnya berlangganan," tegas Elvi Prasetyo Damayanti, pelaku UMKM warga Jalan Teluk Pelabuhan Ratu 72b, Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.

Produk herbal buatan Elvi laris saat gelaran Hari Kesatuan Gerak PKK ke-52 tahun bertema Bergerak Bersama PKK Mewujudkan Keluarga Sejahtera Menuju Indonesia Maju di Malang Creative Center (MCC) Malang, Senin (29/4).

Elvi memproduksi bubuk berbahan dasar kulit dan biji buah salak sejak tahun 2018. Produk buatannya ia labeli kopi salak dan teh salak celup. Kedua produk itu dijual dalam kemasan dengan merek Siji Songo Salak.

Bahan dasar minuman kesehatan berbasis herbal itu seluruhnya memanfaatkan limbah buah salak. Proses pengolahan melalui tahap mencuci kulit dan biji buah salak. Selanjutnya menjemur sampai kering. Setelah kering, bahan itu digerus sampai halus lalu proses sangrai. Bubuk itu lantas dijual usai proses pengemasan.

"Usaha ini dimulai dengan riset, kulit dan biji salak dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah itu digiling, digerus, selanjutnya sangrai. Awalnya produk bubuk kopi, kemudian saya membuat teh celup," katanya.

Elvi menjalankan usaha di rumah produksi belakang kantor Kelurahan Arjosari, Kota Malang. Awal membangun usaha memang belum memiliki pelanggan tetap. Tapi, ia tak menyerah. Usaha berbasis ramah lingkungan itu ditekuni sampai akhirnya konsumen kian meningkat.

"Latar belakang menjalankan usaha, orang tua punya 2 ribu pohon salak di Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Saat panen raya, limbahnya dibuang begitu," tegasnya.

Melihat banyaknya limbah buah salak belum termanfaatkan, Elvi tergerak membuat inovasi sekaligus terobosan bisnis. Sampai akhirnya, kulit dan biji buah salak diolah seperti bubuk kopi untuk minuman yang menyehatkan.

Ternyata, animo konsumen cukup tinggi. Mereka antusias membeli lantaran merasakan langsung manfaatnya. Pelanggan demen karena penyakit diabetes, asam urat dan jantung mereda usai rutin mengonsumsi kopi salak dan teh salak celup.

Kini, kapasitas produksi semula 10-20 kg beromzet Rp500.000 per bulan, lalu berangsur meningkat. Elvi mengaku rutin melayani pesanan pelanggan dari Malang, Surabaya dan Sleman.

Penjualan secara daring membuat dagangan semakin laris seharga Rp15.000 per kemasan. Dagangan yang laris manis otomatis menambah pendapatan keluarga.

Reporter: Bagus Suryo

Baca Juga