Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat (kiri), Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Destry Damayanti, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Malang Febrina, Rabu (31/7). Foto: Malangdata/Doddy Risky
“Menjaga stabilitas dan kepercayaan terhadap rupiah menjadi
tanggung jawab kita bersama. Baik pemerintah, Bank Indonesia maupun lapisan
masyarakat,” tegas Wahyu Hidayat saat Festival Bromo di Museum Brawijaya, Kota
Malang, Rabu (31/7).
Wahyu mengatakan penghargaan masyarakat terhadap wujud
rupiah masih rendah. Hal itu terlihat dari kebiasaan masyarakat dalam
memperlakukan rupiah, yaitu dengan diremas, dilipat, distapler, dibasahi dan
dicoret-coret.
“Kebiasaan-kebiasaan buruk itu harus dihentikan dengan cara
meningkatkan kesadaran masyarakat,” katanya.
Sementara itu Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Destry
Damayanti menyatakan menghargai rupiah bermakna menghargai kedaulatan
Indonesia. Saat ini, lanjutnya, kesadaran masyarakat terhadap uang rupiah masih
rendah.
“Apalagi uang receh, bahkan disamakan dengan harga satu
permen. Tapi saat membayar dengan permen itu tidak diterima. Untuk itu, BI
mengeluarkan sistem pembayaran QRIS, tidak perlu repot mencari kembalian atau
uang pas,” ujarnya.
Destry menjelaskan sistem pembayaran QRIS merupakan upaya BI
agar masyarakat lebih menghargai mata uang rupiah.
“Cintailah rupiah sebagaimana pahlawan kita dulu mencintai
rupiah. Proses negara kita sampai punya uang rupiah itu tidak mudah,” imbuh Destry
yang juga Ketua Paguyuban MAS TRIP Jawa Timur.
Sementara itu, Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Aris
Gunawan menyampaikan kolaborasi ini menjadi komitmen menjaga keutuhan dan
kerukunan bangsa.
“Nasionalisme menjadi salah satu tantangan bagi keutuhan
NKRI. Sebagai garda terdepan, TNI siap menggelorakan semangat nasionalisme,
khususnya di kalangan generasi muda. Mari jadikan kegiatan ini sebagai momentum
mencintai dan menjaga nilai rupiah untuk kedaulatan negara,” tuturnya.
Sumber :
Copyright @malangdata.com