Siswa SMPN 17 Antusias Ikuti Edukasi Museum Keliling ke 10 Mpu Purwa Go to School




Suasana kegiatan edukasi Museum Keliling di SMPN 17 Malang, di mana siswa-siswi antusias mengikuti pembelajaran budaya dan sejarah yang dipandu oleh Pamong Budaya dari Disdikbud Kota Malang.


Malangdata.com.Siswa SMPN 17 antusias mengikuti program museum keliling yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang .Para siswa berkesempatan mengikuti pembelajaran terkait arca, salah satu jenis peninggalan purbakala.

Hal ini dikatakan Pamong Budaya Pertama kebudayaan Disdikbud Kota Malang, Nurman mengungkapkan, program ini diselenggarakan setiap tahun. Untuk tahun 2025 ada 10 sekolah prioritas.meski banyak sekolah yang antusias dan menunggu menjadi sekolah sasaran kegiatan museum keliling.

“Kami sengaja memilih SMPN 17 karena lokasinya di pinggiran kota dan jauh dari pusat kota. Kami menghadirkan dua arca, agar para siswa mengenal peninggalan masa lampau secara langsung,” beber Nurman , kamis (22/5/2025).

Petugas dari Museum Mpu Purwa menunjukkan arca Agastya dan Dewa Surya kepada siswa-siswi SMPN 17 Malang dalam program Museum Keliling, sebagai upaya mengenalkan benda cagar budaya secara langsung

Di hadapan para peserta didik, Nurman memajang arca Agastya dan Dewa Surya sehingga peserta didik bisa menyaksikan secara langsung. Dua arca itu merupakan salah satu dari 136 benda purbakala koleksi Museum Mpu Purwa Kota Malang.

“Museum Keliling merupakan program inisiatif kami sendiri di bidang kebudayaan Disdikbud Kota Malang,” ungkapnya.

Melihat antusias siswa yang selalu ingin bertanya, Nurman berharap, semakin banyak generasi muda yang mencintai peninggalan leluhur. Menurutnya, kegiatan ini digelar memang bertujuan untuk mengedukasi para siswa terkait peninggalan purbakala di berbagai sekolah.

Salah satu petugas budaya mewawancarai siswa SMPN 17 yang mengenakan pakaian adat dalam suasana penuh semangat, bertepatan dengan kegiatan seni dan edukasi sejarah arca dalam program Museum Keliling

“Selama ini banyak yang belum tahu, karena tinggalnya jauh dari museum (Mpu Purwa). Dengan adanya program Museum Keliling ini, mereka bisa melihat langsung meski tidak di museum,” ujarnya.

Yang lebih menarik para siswa SMPN 17 dari semua klas yang sedang ikuti karya seni sambut ulang tahun Sekolah bersorak sambut edukasi keliling Museum Empu Purwa Hadir di tempat yang sama, Ketua TACB (Tim Ahli Cagar Budaya) Kota Malang, Rakai Hino Galeswangi. Rakai menjelaskan, dua arca yang dihadirkan yaitu Agastya dan Dewa Surya.

“Kami memilih kedua arca tersebut, karena ukurannya kecil dan mudah dipindahkan. Selain itu Arca Agastya dan Dewa Surya punya keunikan dan kelebihan dari arca lainnya. 

Tak sedikit siswa yang penasaran kala melihat penampakan arca-arca tersebut. Rakai mengatakan, benda bersejarah itu bukan sekadar patung.

“Arca adalah patung yang disakralkan, dibacakan doa dan digunakan dalam peribadatan. Sedangkan patung yang tidak disakralkan, bukanlah arca,” tuturnya.

Peserta didik pun dibuat kaget saat melihat Arca Rsi Agastya dan Arca Dewa Surya itu tidak memiliki wajah meski kepala ada , karena saat penyebaran kerajaan Hindu , banyak arca dihancurkan bagian kepalanya.

“Kepala adalah bagian tubuh yang penting, tanpa kepala tidak ada hewan dan manusia bisa hidup. Kepala tersebut dihancurkan, agar tidak lagi digunakan sebagai sarana pemujaan,” imbuhnya.

Sedangkan Arca Rsi Agastya memiliki keunikan, Maharsi Agastya dikenal dengan sebutan "Pita Segara" yang berarti "bapak dari lautan atau ayah dari lautan Julukan ini diberikan karena Rsi Agastya dikatakan mengarungi lautan yang luas untuk menyebarkan agama Hindu dan Dharma. Sedangkan Dewa Surya ,IALAH sang Dewa Matahari. Namanya Batara Surya. Tugasnya menerangi Arcapada, memberi perkembangan hidup dan kesehatan kepada semua.

Rakai mengaku, bangga dengan program Museum Keliling inisiatif Disdikbud Kota Malang. Pasalnya, program tersebut baru pertama kali ada di Kota Malang dan diharapkan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain.

Kepala SMPN Syaiful Arif melalui Kedua Wakanya yakni Wahyu dan Sholeh mengungkapkan, pihaknya bersyukur, karena sekolahnya menjadi sasaran kegiatan Museum Keliling. Selama ini, sekolahnya yang berada jauh dari pusat kota belum pernah mengadakan studi tour ke Museum Mpu Purwa.

“Dengan adanya program ini, siswa kami merasa senang bisa belajar dan melihat benda purbakala secara langsung. Masukan dari kami, lebih banyak arca yang ditampilkan, agar semakin menarik keingintahuan siswa,” pungkasnya berharap.sus/dr/jul

Penulis: Doddy Rizky

Editor: Julio Kamaraderry

Sumber: -

© 2024 Malangdata.com

Baca Juga