![]() |
Penampilan seni budaya bantengan dalam Karnaval Grebeg Suro 2025 di Cemorokandang, Malang – atraksi tradisional khas Jawa Timur yang menggambarkan kekuatan dan semangat rakyat |
Wali Kota Wahyu Hidayat mengapresiasi gelaran pawai budaya Malang tersebut yang menampilkan berbagai seni tradisional dan kostum etnik dari 16 grup peserta mewakili 11 RW di wilayah Cemorokandang. “Ini bukan sekadar karnaval, tetapi bentuk pelestarian warisan budaya sekaligus simbol kebersamaan warga Kota Malang,” ujarnya.
Acara ini sekaligus menjadi implementasi program Dasa Bakti Unggulan Ngalam Asyik, yang fokus pada pengembangan ekosistem pertunjukan rakyat dan hiburan seni budaya untuk memperkuat daya tarik wisata budaya Kota Malang. Wahyu menyebut, karnaval ini juga menjadi panggung seni bagi para pelaku budaya dan seniman lokal.
![]() |
Peserta perempuan mengenakan kebaya tradisional tampil ceria dalam Karnaval Grebeg Suro 2025 di Cemorokandang, Kedungkandang, Malang |
“Melalui kegiatan seperti ini, karya-karya seniman lokal bisa tampil dan dinikmati masyarakat luas, bahkan wisatawan dari luar daerah,” tambah Wahyu.
Dalam sambutannya, Wali Kota juga mengingatkan pentingnya menjaga kenyamanan selama acara berlangsung, terutama soal penggunaan sound system. “Kami harap tidak ada penggunaan sound horeg yang berlebihan. Acara ini milik masyarakat, jadi mari saling menjaga kenyamanan,” tegasnya.
Hal ini sejalan dengan arahan Lurah Cemorokandang, Mokhamad Dulajis, yang sejak awal mengimbau peserta agar menaati peraturan karnaval, termasuk penggunaan perangkat suara secara wajar. Ia menyebut sekitar 300 peserta turut ambil bagian dalam pawai ini.
![]() |
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyerahkan penghargaan kepada peserta Karnaval Grebeg Suro 2025 di Kelurahan Cemorokandang |
Tak hanya menjadi panggung budaya, Karnaval Grebeg Suro Cemorokandang juga berdampak pada sektor ekonomi lokal. Tercatat sekitar 200 pelaku UMKM dari Kedungkandang dan sekitarnya ikut meramaikan acara, membuka lapak dan menyajikan produk unggulan kepada pengunjung.
“Selain mengangkat budaya, ini juga menjadi ajang promosi sejarah lokal. Cemorokandang merupakan salah satu kawasan bersejarah yang dulu menjadi singgahan Kerajaan Ken Arok,” tutup Dulajis.
Kata Kunci:
karnaval budaya Malang, Grebeg Suro 2025, seni tradisional Kedungkandang, wisata budaya Malang, UMKM Kota Malang, Wali Kota Wahyu Hidayat, Cemorokandang Malang, budaya Jawa Timur, pertunjukan rakyat Malang.
Penulis: Doddy Rizky
Editor: Julio Kamaraderry
Sumber: -
© 2025 Malangdata.com