Jambore Adiwiyata HPAi Malangraya Disambut Hangat KLHK Wujudkan Sekolah Bijak Sampah Menuju Eco Warrior


Ketua HPAI Malangraya Sulaiman Sulang dapat penghargaan uang pembinaan diapit Plh DLH Raymond,didampingi Kadindik Suwarjana,serta Kepala pengembangan KLHK Jo Kumala dewi

Malangdata.com.Himpunan Adiwiyata Indonesia (HPAI), Rosalia Sri Hartati, mengumumkan langkah konkret untuk memperluas gerakan peduli lingkungan. “Hari ini, Jumat (26/9/2025) kita kick off Sekolah Bijak Sampah di Jawa Timur,” ujar Rosalia.


Program ini secara khusus ditujukan bagi sekolah-sekolah yang telah menyandang predikat Adiwiyata maupun yang bercita-cita meraih status Sekolah Adiwiyata Berkelanjutan. Langkah ini menunjukkan keseriusan komunitas dalam membimbing institusi pendidikan menuju pengelolaan lingkungan yang lebih mendalam dan konsisten.


Wulan dari ASTRA dengan tegas menyoroti peran sentral generasi muda. Ia berujar bahwa program “Eco Warrior” adalah pesan bahwa menjaga bumi bukanlah tugas segelintir orang, melainkan misi bersama yang harus dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu sekolah. “Anak-anak di sini, generasi muda ini, adalah harapan satu-satunya bagi bumi untuk menjadi hijau dan asri kembali,” tekan Wulan.


Ia juga menegaskan bahwa sinergi adalah kunci keberhasilan, dan kolaborasi antara Astra dengan berbagai pihak, termasuk Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, merupakan upaya nyata untuk memperkuat program Adiwiyata di lapangan. “Harapan kita, Jambore ini mampu melahirkan generasi muda yang berani, peduli, dan siap menjadi agen perubahan,” pungkas Wulan.

Pengurus HPAI Malangraya bersama KLHK perwakilan Astra

Pemerintah Kota Malang menyambut baik gerakan ini. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Gabriel Raymond H., yang membacakan sambutan Wali Kota, menyampaikan apresiasi atas kesuksesan penanaman pohon langka di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang, hasil sinergi HPAI dan ASTRA.


“Inisiatif ini selaras dengan Dasa Bakti Unggulan Kota Malang, khususnya program Malang Rijik dan Ngalam Segar,” jelas Gabriel. Ia memaparkan bahwa konsep Malang Rijik berupaya menjadikan TPA bukan hanya tempat pembuangan, tetapi dikelola dengan konsep ramah lingkungan dan menjadi ruang edukasi pengolahan sampah berkelanjutan. Sementara itu, Ngalam Segar diwujudkan melalui penanaman pohon langka demi menciptakan lingkungan yang hijau dan sehat. Kolaborasi ini, lanjut Gabriel, merupakan bukti nyata bahwa sinergi multipihak mampu menghasilkan karya nyata dalam upaya mereduksi emisi karbon dan mendukung pencapaian sistem perubahan iklim.


Dari ranah kebijakan nasional, Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jo Kumala Dewi, M.Sc., membawa perspektif yang tajam mengenai kondisi darurat sampah Indonesia. “Menteri Lingkungan Hidup telah menyampaikan bahwa Indonesia ini darurat sampah,” ungkap Jo Kumala Dewi. Ia menjelaskan bahwa seluruh perhatian KLHK tercurah pada penanganan TPA, atau yang seharusnya disebut Tempat Pemrosesan Akhir. Jo Kumala Dewi sempat kagum dengan kondisi TPA Supit Urang, yang menurutnya sangat berbeda dengan TPA lain, bahkan berseloroh, “Saya penasaran, begitu sampai di sini kok enggak ada bau-baunya ya, yang ada bau parfumnya Mbak Wulan.”


Namun, ia mengingatkan para siswa tentang tanggung jawab mereka. “Semua yang kalian hasilkan setiap menit dalam kehidupan sehari-hari itu berakhir di sini,” katanya. Ia menyoroti masih banyaknya sampah yang tercampur saat diangkut, yang menyulitkan proses pemrosesan akhir. Jo Kumala Dewi mendesak agar pelajar tidak hanya memanfaatkan acara jambore, tetapi juga memanfaatkan kesempatan untuk mengetahui langsung bagaimana sampah mereka diproses di TPA. “Jangan sampai tidak peduli sama sekali akan sampah yang dihasilkan,” tutupnya, mengingatkan bahwa semakin banyak sampah yang dihasilkan, semakin sulit upaya pengelola TPA untuk menjaga lingkungan.

Salah satu Peserta pameran produk hijau dan sehat Bu Teri batik bunga dan minuman sehat Bunga telang (Bunga Telang Puri cempaka Putih) Arjowinangun

Indonesia diketahui sebagai negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2024, total timbunan sampah nasional mencapai sekitar 35,9 juta ton per tahun. Komposisi sampah didominasi oleh sampah sisa makanan, diikuti oleh sampah plastik, yang keduanya sangat mempengaruhi kondisi TPA. Langkah strategis ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran kritis dan kemampuan praktis bagi generasi muda untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan, sejalan dengan visi mewujudkan Indonesia yang bersih dan lestari.


Terpisah Sulaiman Sulang, Ketua HPAI Malang Raya, kami sebenarnya kaget juga dan dipilihnya Kota Malang untuk jadi jambore ini hanya satu bulan waktunya. Jadi berbahagialah kami yang ada di Malang dipilih sebagai lokasi jambore nasional di mana tidak semua daerah dipilih oleh Astra.


Tepatnya tidak semua daerah dipilih. Nah, sehingga kami menempatkan kita audiensi dengan PM Kota Malang melalui DLH Kota Malang untuk kira-kira kami meminta waktu meminjamkan lokasi kegiatan jambore di TPA. Ternyata disetujui oleh DLH Kota Malang dan juga kenapa kami memilih TPA Supit urang. 


Satu lagi ,lanjut Sule penerima kalpataru 2023Jatim itu menambahkan bahwa HPAI punya sejarah dari lima tahun yang lalu aksi menanam tanaman buah langkah Nusantara di bukit Lahan TPA tepatnya di bukit Teletabis, sebanyak seribu pohon. Dan itu pohonnya dikirim oleh Astra dari Jakarta, satu truk.


" Akhirnya kita nanam bersama-sama dengan Bapak Wali Kota dan Wakil Wali Kota waktu itu, tahun 2022, tanggal 30 Mei 2022, kami menanam dan harapannya peserta jambore yang ada di sini hari ini, mereka melihat ada hasil karya nyata komunitas lingkungan yang ada di Kota Malang. 

Anggota voice of HPAI berkostum daur ulang Plastik dan kresek

Jadi komunitas lingkungan itu tidak hanya slogan, tidak hanya ujug-ujug ada namanya doang. Pakai seragam, foto di Instagram, mengakui komunitas lingkungan, pencinta lingkungan, tapi aksinya nggak ada. Nah, kami ingin menunjukkan bahwa kegiatan jambore adiwiayata di TPA Supit urang itu, kami menunjukkan hasil berkat Kolaborasi multi pihak, komunitas lingkungan dengan pemerintah daerah bersinergi akhirnya mewujudkan cinta lingkungan dengan menanam pohon dan hasilnya juga bisa dilihat seperti itu. 


Kalau ada pelantikan pengurus apa ,sebenarnya pelantikan pengurus kami itu beda-beda tahun ya. Kebetulan saja ada Jambore di sini, disisipkan acara untuk pelantikan supaya yang wilayah Jawa Timur itu dari Jakarta juga gak mondar-mandir ke sana kemari kan. Jawa Timur itu dari Jakarta Hemat waktu juga, hemat biaya juga. Sehingga dengan adanya Jambore di TPA Subuturang ini, ini pengurus-pengurus yang sudah ada SK-nya dilantik secara langsung oleh Kementerian dan Astra.


Program HPAI Pusat dan ASRA itu program tahunan dan ganti-ganti wilayah. ganti-ganti Nah di Jawa Timur baru kali ini Nah di Jawa Timur baru kali ini. Tahun 2025 ini. Sebenarnya manfaatnya untuk HPAI Malang Raya? Manfaatnya kami bisa memberikan kampanye ya kepada masyarakat bahwa kami HPAI Malang Raya itu tidak hanya slogan tetapi kami ada aksi. Dan.kolaborasi multi pihak. 


"Pemkot Pemkab Pemprov, terus Dunia Usaha Dunia Industri, Perguruan Tinggi, Media. Jadi kami berkolaborasi. Seperti kami mengundang Bapak Ibu dari Media, itu sebuah kerjasama yang luar biasa. Kenapa? Kegiatan kita bagus, kalau nggak kolaborasi dengan publikasi media, ya nggak ada manfaatnya juga. Jadi kolaborasi pentaxelik ini yang kami wujudkan di Kota Malang." Pungkas Guru SMKN 6 Malang ini optimis.riz/dr

Penulis: Doddy Rizky

Editor: Julio Kamaraderry

Sumber: -

© 2025 Malangdata.com