Malangdata.com - Pasangan Calon Nomor Urut 3, H. Anton – Dmyati Ayatulloh (Abadi), gagal menjawab pertanyaan mengenai inflasi yang dilontarkan oleh Paslon Wahyu Hidayat – Ali Muthohirin (Wali) pada debat pasangan calon yang berlangsung pada Rabu malam, 20 November 2024.
Debat dimulai dengan Paslon Wali yang diberikan kesempatan untuk bertanya kepada Paslon Abadi. Calon Walikota Malang, Wahyu Hidayat, mengajukan pertanyaan terkait langkah dan kebijakan untuk mengatasi inflasi kepada Paslon Abadi. Namun, alih-alih memberikan program yang jelas, Calon Wakil Walikota Malang, Dimyati Ayatulloh, justru menyebut bahwa bagi-bagi sembako merupakan penyebab inflasi.
Secara spontan, Dimyati menambahkan bahwa momen Pilkada juga menjadi salah satu penyebab tingginya inflasi, di samping perayaan Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru. “Borong sembako untuk Pilkada justru menaikkan inflasi,” ungkap Dimyati.
Menanggapi jawaban Paslon Abadi, Wahyu Hidayat meluruskan pengertian inflasi kepada mereka, yang tidak memberikan jawaban berupa program dan kebijakan. “Inflasi berkaitan dengan kemampuan daya beli masyarakat. Itulah kenapa setiap minggu dipantau oleh Kemendagri dan kita memiliki TPID yang terdiri dari BI dan komponen lainnya,” jelas Wahyu.
Meskipun demikian, Paslon Abadi tetap bersikukuh bahwa ajang Pilkada dapat meningkatkan inflasi di Kota Malang.
Dalam debat tersebut, terdapat momen menarik ketika Calon Walikota Malang, H. Anton, yang merupakan mantan narapidana kasus korupsi, berharap agar praktik korupsi dan kolusi (KKN) dihancurkan oleh Tuhan. Pernyataan ini disampaikan saat Anton memberikan statemen penutup. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan meminta maaf jika ada kesalahan selama kampanye.
“Semoga Allah SWT menghancurkan KKN,” kata Anton, yang menimbulkan kontroversi.
Debat publik ini juga diwarnai dengan perdebatan mengenai Ziarah Wali Lima. Calon Walikota Malang Nomor Urut 1, Wahyu Hidayat, mendapat pertanyaan dari panelis terkait budaya. Ia menjawab bahwa akan meningkatkan seni dan budaya di kalangan anak muda dan sanggar. Namun, Calon Walikota Malang Nomor Urut 2, Heri Cahyono, mengaitkan budaya dengan ziarah wali, menyatakan keberatan terhadap program tersebut.
Heri, yang akrab disapa Sam HC, berpendapat bahwa pemimpin harus memiliki budaya yang baik dan tidak menggunakan cara-cara seperti ziarah wali lima. Namun, saat sesi menjawab tanggapan, Wahyu Hidayat tidak menanggapi isu ziarah wali lima. Ia lebih memilih untuk membahas pentingnya menyentuh budaya lokal dan memberikan dukungan kepada pelaku seni dan budaya di Kota Malang.
“Kami sudah mengunjungi sanggar dan akan memberikan stimulan kepada para pelaku seni dan budaya,” tegas Wahyu.
Editor : Julio Kamaraderry
Sumber :
Copyright @malangdata.com