![]() |
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersama Kalaksa BPBD Prayitno tegaskan pentingnya kesiapsiagaan bencana karena bencana alam tidak dapat diprediksi, edukasi mitigasi menjadi kunci utama di Kota Malang. |
Malangdata.com – Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam di Kota Malang. Dalam Pelatihan Manajemen Dasar Kebencanaan yang digelar di Hotel Regent Malang pada Selasa (6/5/2025), Wahyu menyampaikan bahwa edukasi mitigasi bencana sangat vital, mengingat Kota Malang memiliki potensi bencana seperti tanah longsor, banjir, bahkan gempa bumi.
“Bencana memang tidak bisa diprediksi, namun kesiapan bisa dilatih. Pelatihan ini adalah bentuk nyata mitigasi bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan SDM, baik relawan maupun masyarakat umum,” tegas Wahyu.
Acara ini diikuti oleh 125 Relawan Kelurahan Tangguh dari Kecamatan Klojen dan Lowokwaru, yang akan menjadi ujung tombak edukasi mitigasi bencana di tingkat RW dan RT. Wali Kota Wahyu mengapresiasi dedikasi para relawan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang sebagai garda terdepan dalam membangun masyarakat tangguh bencana.
“Relawan adalah aset berharga. Tidak semua orang rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk membantu sesama dalam situasi darurat. Kesadaran dan keikhlasan Anda sangat penting bagi Kota Malang yang lebih siaga,” ujarnya.
Wali Kota Wahyu juga menekankan pentingnya memanfaatkan media sosial sebagai sarana sosialisasi mitigasi bencana secara luas dan efisien. Ia mendorong dokumentasi pelatihan dijadikan konten edukatif yang bisa menjangkau masyarakat di seluruh kelurahan, khususnya 57 kelurahan yang 70 persennya rawan bencana.
“Dengan dokumentasi video pendek yang edukatif, kita bisa menghemat biaya sekaligus menjangkau lebih banyak warga. Ini solusi cerdas untuk edukasi mitigasi bencana di era digital,” tambahnya.
![]() |
Wali Kota Malang buka pelatihan Manajemen Dasar Kebencanaan, apresiasi relawan dan BPBD sebagai garda depan kesiapsiagaan dan tanggap bencana di wilayah rawan Kota Malang. |
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas dasar relawan dalam hal manajemen organisasi kebencanaan, operasional lintas sektor, serta perencanaan dan evaluasi penanggulangan bencana.
Ia menyebutkan ada enam klaster utama dalam sistem manajemen kebencanaan, yaitu:
1. Pencarian dan Pertolongan
2. Pengungsian dan Perlindungan
3. Logistik
4. Kesehatan
5. Pendidikan
6. Pemulihan
“Setiap klaster ini memegang peran penting dalam koordinasi saat tanggap darurat maupun masa pemulihan. Inilah yang perlu dipahami para relawan agar bisa bekerja cepat dan tepat saat krisis,” jelas Prayitno.
Dua narasumber nasional juga dihadirkan dalam pelatihan ini, yaitu Dr. Ganif Djuwadi (Koordinator FKP3 Malang Raya) dan Drs. Heri Suwarsono (Kepala Bidang Pelayanan PMI Kota Malang), untuk memperkaya wawasan peserta tentang manajemen bencana.
Berdasarkan data BPBD, Kota Malang mengalami sekitar 490 kejadian bencana per tahun. Meskipun dampaknya tidak sebesar wilayah sekitar seperti Kabupaten Malang, Kota Batu, atau Blitar, literasi bencana di kalangan masyarakat masih tergolong rendah. Lebih dari 12.000 warga tinggal di kawasan rawan, namun sebagian besar belum pernah menerima pelatihan langsung.
“Literasi kebencanaan bukan hanya saat terjadi bencana. Tapi harus dibangun jauh sebelumnya agar masyarakat benar-benar siap,” tutup Prayitno.
Kata kunci terkait: Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, pelatihan mitigasi bencana, relawan kelurahan tangguh, edukasi kebencanaan Kota Malang, BPBD Malang, klaster kebencanaan Indonesia, bencana Kota Malang, pelatihan bencana 2025.
Penulis: Doddy Rizky
Editor: Julio Kamaraderry
Sumber: -
© 2024 Malangdata.com