![]() |
Cup es krim Bloomy Organic Ice Cream berbahan daun kelor hasil inovasi santriwati PPI AMF. |
Malangdata.com – Karya Inovasi Dua santriwati Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar (PPI AMF) menarik,mereka berhasil menyajikan produk inovasi yang kreatif bernama Bloomy Organic Ice Cream. Produk ini memadukan daun kelor dan susu murni dalam bentuk es krim, yang ditunjukkan dapat mencegah stunting.
Santriwati PPI AMF, Khairunnisa Aqila Nurrahima menjelaskan, timnya memang sengaja mengkreasikan camilan sehat dari daun kelor yang bisa diterima oleh semua kalangan. Pasalnya, selama ini daun kelor lebih banyak disajikan dalam bentuk olahan kuah sayur-mayur. Sajian ini kurang disukai oleh beberapa kalangan terutama anak-anak.
“Saya sendiri kurang suka. Di situ saya mikir bagaimana bisa menyajikan daun kelor dalam bentuk menarik dan disukai semua umur. Kemudian interprestasi kami itu es krim,” kata perempuan yang biasa disapa Khair ini di PPI AMF, Karangploso, Kabupaten Malang, Senin (15/9/2025).
Dari sisi nutrisi, daun kelor dianggap memiliki nilai gizi yang tinggi. Beberapa di antaranya tercatat memiliki kandungan kalsium, kalium, magnesium, protein, vitamin A dan C, serta antioksidan. Selain itu, daun kelor juga dapat membantu memperlancar asi, menguatkan tulang, dan mencegah stunting.
![]() |
Dua santriwati PPI AMF, Khairunnisa Aqila Nurrahima dan Rivqa Raswa Qanita, pencipta es krim daun kelor Bloomy Organic Ice Cream. |
Siswi SMA Abdul Malik Fadjar ini juga menyatakan, daun kelor termasuk tanaman yang mudah ditemukan di tempatnya. Sebagaimana diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah meluncurkan program MIRACLE (Moringa Against Malnutrition and Climate Change) dengan menargetkan 26 ribu pohon kelor bisa ditanam di seluruh rumah warga. Dari sini, Khair meyakini daun kelor menjadi pilihan tepat dalam pembuatan es krim.
Untuk membuat es krim, Khair membutuhkan sejumlah bahan penting, seperti bubuk daun kelor, susu murni, kuning telor, tepung maizena, gula aren, dan kacang panggang. Khair memastikan tidak menggunakan bahan pewarna buatan sama sekali. “Kita beri pewarna alami dari daun kelor. Warna alaminya seperti _matcha_,” ucapnya.
Khair tidak menampik, timnya menemukan kesulitan dalam proses pembuatan es krim. Dua di antaranya saat memilah daun kelor yang segar dan proses pengeringannya. Tak hanya itu, proses pembuatannya membutuhkan waktu 4-5 hari sehingga cukup memakan waktu.
Selain Khair, pembuatan es krim ini dibantu oleh rekannya, Rivqa Raswa Qanita. Produk ini nantinya ditunjukkan untuk mengikuti kompetisi Santripreneur One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur. Pembina tim, Rachmadanti Chairatul Nisa berharap, keikusertaan mereka dapat mengembangkan kreativitas dalam memanfaatkan bahan-bahan sekitar yang memiliki nilai tinggi.
Terpisah, Kepala SMP-SMA Abdul Malik Fadjar, Pahri mengaku sudah mencicipi es krim buatan santrinya. Rasanya enak dan penyajiannya juga luar biasa. Dia pun mendorong santri-santri lain untuk terus belajar dan berinovasi.
Pahri juga berkomitmen akan mendukung kreativitas para santri termasuk dalam pembuatan es krim. “Karena es krim punya pasar besar di Indonesia. Mungkin untuk es krim bisa diperbaiki lagi dalam beberapa hal terutama kemasan. Secara keseluruhan, rasanya oke, enak sekali,” kata dia mengakhiri.asd/rils/dr
Penulis: Doddy Rizky
Editor: Julio Kamaraderry
Sumber: -
© 2025 Malangdata.com